Christine Hakim Raih Piala Citra Ke-11 Lewat Film Pangku, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 2025
Liputan6.com, Jakarta Diva layar perak Indonesia, Christine Hakim kembali diganjar Piala Citra. Kali ini, kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dalam film Pangku, karya sutradara Reza Rahadian.
Ini merupakan Piala Citra ke-11 bagi Christine Hakim. Sayangnya, bintang film Badai Pasti Berlalu dan Tjoet Nja Dhien berhalangan hadir untuk menerima Piala Citra dari Marissa Anita.
Produser film Pangku, Arya Ibrahim, mewakili Christine Hakim untuk menerima Piala Citra dalam malam anugerah Piala Citra FFI 2025 yang digelar di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Kamis (20/11/2025).
“Selamat malam, saya mewakili Ibu Chrstine Hakim tidak bisa hadir. Terima kasih untuk para dewan juri yang sudah memilih Ibu Christine Hakim, terima kasih untuk FFI selamat malam,” katanya.
Christine Hakim menang Piala Citra setelah bersaing melawan tiga kandidat lainnya, yakni Artika Sari Devi (Dia Bukan Ibu), Hana Malasan (The Shadow Strays), dan Raihaanun (Gowok: Kamasutra Jawa).
Sejak awal, performa Christine Hakim dalam Pangku mencuri perhatian penonton dan para pemerhati film. Ia sebagai Maya, penolong Sartika (Claresta Taufan), yang hamil tua tanpa suami jelas.
Performa Christine Hakim terasa penuh empati, natural, meyakinkan sebagai pemilik warung kopi pangku di daerah pelabuhan. Hidup melarat, Maya tak lantas miskin empati. Kebaikannya menjadi nyawa film Pangku.
Film Pangku meraih 7 nominasi Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Wanita, Pemeran Utama Wanita, Skenario Asli, Penyunting Gambar, Penata Artistik, Penata Musik, dan Film Panjang Terbaik.
Melansir dari Antara, 28 Oktober 2025, Arya Ibrahim menjelaskan film Pangku adalah debut penyutradaraan Reza Rahadian. Ia menjanjikan ini bukan karya terakhir Reza Rahasian sebagai sutradara.
“Meskipun ini film pertamanya Reza Rahadian, tapi bukan yang terakhir. Kami berencana akan memproduksi beberapa film di ke depannya. Tentunya membawa isu-isu yang menarik di masyarakat sendiri. Dan tentunya dengan karya yang humanis,” kata Arya.