Liputan6.com, Jakarta Jumbo karya sineas Ryan Adriandhy menang Piala Citra kategori Film Animasi Panjang Terbaik di FFI 2025. Ryan Adriandhy, Anggia Kharisma, dan Novia Puspa Sari naik panggung untuk menerima Piala Citra dari tangan Mawar de Jongh.

Anggia Kharisma sebagai produser Visinema Studios dalam pidato kemenangannya berterima kasih kepada Tuhan Mahaesa, yang memungkinkan Jumbo meraih Piala Citra sekaligus jadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.

“Kerja keras kami ini adalah kerja hati, yang dipandu oleh banyak sekali jiwa lebih dari 420 orang. Selama 6 tahun kami mengerjakan ini, ini semua saya persembahkan juga untuk nyala api saya yang enggak pernah padam Angkasa Rigel Sasongko,” katanya.

Dalam malam Anugerah Piala Citra FFI 2025 yang digelar di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Kamis (20/112/025), Anggia Kharisma mengatakan Jumbo adalah karya untuk anak-anak maupun orang dewasa yang memiliki jiwa anak-anak dalam diri mereka.

Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari menambahkan, Piala Citra yang diterima Jumbo juga didedikasikan untuk 420 kreator maupun amimator, yang mewujudkan karya sinema dari hati nurani. Ryan Adriandhy membenarkan lalu menyampaikan pidato emosional.

“Untuk mama, semoga mama melihat ini di kehidupan berikutnya. Ini apa yang mama rawat dari kecil di diri Ryan, dan tentunya yang terakhir untuk istri saya, Anizabella Lesmana,” beri tahu Ryan Adriandhy.

“Banyak yang bertanya, bagaimana saya mengerjakan film selama 6 tahun frame by frame. Jawabannya sederhana karena kamu mencintai saya. Terima kasih,” imbuhnya seraya menggenggam Piala Citra.

Jumbo menang Piala Citra setelah mengalahkan dua nomine lainnya yakni, Warkop DKI Reborn dan Panji Tengkorak karya sineas Daryl Wilson dan Frederica, rilisan rumah produksi Falcon Pictures.

Diberitakan sebelumnya, Jumbo mencetak fenomena besar di tangga box office. Hanya meraup 60 ribuan penonton pada hari pertama penayangan, Jumbo berakhir bersama 10 jutaan penonton.

Jumbo ditonton 10,2 jutaan penonton. Pencapaian ini mengalahkan KKN Di Desa Penari karya sineas Awi Suryadi yang sebelumnya bertakhta di puncak daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa.